Header Ads

Wasapadalah ! Gerakan Radikal Boko Haram, Seret Nama Islam untuk Membunuh

Poster yang mengumumkan hadiah bagi penangkapan pemimpin Boko Haram, Abubakar Shekau, di desa Baga, luar kota Maiduguri, Nigeria. (Foto: Dok)



KOMPASDAKWAH- Gambar video itu buram. Ada pria yang berbicara dengan nada menantang, hampir tertawa di beberapa bagian. Namun pesan yang disampaikannya menakutkan: "Saya menculik anak-anak perempuanmu... Demi Allah, saya akan menjual mereka di pasar."

Lewat pesan itu, Abubakar Shekau, pemimpin Boko Haram, akhirnya mengukuhkan minggu ini bahwa kelompok Islamis militan itu bertanggung jawab atas penculikan hampir 300 siswi sekolah di utara Nigeria pada 14 April.

Tidak banyak yang diketahui mengenai Shekau. Ia mungkin berusia pertengahan 30an atau 40an. Ia jarang berbicara langsung dengan para anggota Boko Haram, memilih berkomunikasi hanya dengan beberapa pemimpin sel di kelompok tersebut. Sebelumnya ia diperkirakan telah tewas sedikitnya dua kali, hanya untuk muncul kembali kemudian, termasuk pada 2010 ketika ia mengumumkan ia adalah pemimpin baru Boko Haram. Ia tidak pernah terlihat di publik sejak 2009 dan mengumumkan sesuatu lewat video daring.

Namun sebagian besar laporan media sepakat bahwa Shekau kejam dan mematuhi ideologi radikal.

'Saya Menikmati Membunuh'

Setelah serangan 2 Januari 2012 oleh Boko Haram menewaskan lebih dari 180 orang di Kano, kota terbesar di utara Nigeria, media mengutip Shekau yang mengatakan, "Saya menikmati membunuh siapapun yang Tuhan perintahkan untuk dibunuh -- seperti saya menikmati membunuh ayam dan domba."

"Ia adalah pemimpin sayap kelompok yang lebih militan seperti diperlihatkan saat ia meniru Osama bin laden dalam penampilan-penampilan videonya," ujar Abubakar Mu'azu, anggota fakultas komunikasi massa di University of Maiduguri dalam sebuah profil Shekau dari BBC.

Maiduguri, ibukota negara bagian Borno di utara Nigeria, adalah markas besar Boko Haram.

Menurut profil CNN mengenai Shekau, ia menggunakan Islam untuk merekrut dan meradikalisasi pengikutnya.

"Bagian timur laut, tempat Boko Haram paling aktif, secara ekonomi tertekan dan termasuk wilayah paling tidak berpendidikan di Nigeria. Shekau telah melakukan pekerjaan yang baik dalam meyakinkan warga bahwa penguasa di Abuja adalah korup dan sistem pemerintahan yang lebih baik adalah pemberlakuan aturan syariah Islam yang ketat di seluruh Nigeria. Dan janjinya, berikut senjata dan izin perampokan, telah menarik ratusan pemuda," CNN melaporkan.

Shekau dikenal baik para pejabat terorisme AS. Pada Juni 2013, Amerika Serikat mengumumkan hadiah sampai US$7 juta untuk informasi yang mengarah pada lokasinya.

Ia berbicara beberapa bahasa dengan lancar, termasuk Hausa, Fulani, Kanuri dan Arab.

Satu bahasa yang tidak ia kuasai adalah Inggris, ujar Ahmad Salkida, jurnalis Nigeria dengan akses ke Boko Haram yang dikutip BBC. Nama kelompok itu sendiri jika diterjemahkan adalah "Pendidikan Barat penuh dosa."

Lembaga Human Rights Watch melaporkan bahwa Boko Haram, sejak dibentuk pada 2002, telah menggunakan pemerkosaan, pembunuhan, penculikan, pemboman bunuh diri dan lebih banyak lagi dalam upaya untuk menghapus pengaruh Barat di Nigeria.

Kekerasan Meningkat

Namun sebuah artikel di laman New York Magazine menyatakan kekerasan terburuk terjadi sejak 2009, ketika Shekau menjadi pemimpin.

"Mengapa ia sangat penuh kekerasan? Saya kira karena Shekau hampir tewas," ujar Martin Ewi, seorang peneliti senior di Institute for Security Studies dalam artikel New York Magazine.

"Bayangkan harus kembali dari kematian. Ia tahu ia tidak memiliki kesempatan kedua jika ditangkap oleh pasukan keamanan. Ia ada di mulut buaya, sekarang ia kembali untuk membunuh buaya."

Ulama arus utama Nigeria tidak menganggap Shekau sebagai akademisi dan mereka mempertanyakan pemahamannya mengenai Islam, menurut laporan BBC, dengan menambahkan bahwa mereka rutin mengecam pemboman dan penembakan dari dalam mobil yang bergerak yang dilakukan oleh para pengikutnya terhadap mereka yang tidak sepakat dengannya.

Bantuan AS Terbatas

Militer AS tidak memiliki rencana untuk melakukan misi penyelamatan untuk anak-anak perempuan namun mengirimkan personel ke Nigeria untuk memberi "saran dan penilaian," ujar seorang juru bicara Pentagon, Rabu (7/5).

Pemerintahan Presiden Barack Obama telah mengumumkan rencana untuk membentuk "sel koordinasi" para ahli di Nigeria untuk menemukan para anak perempuan itu.

Perancis juga mengatakan sedang meningkatkan hubungan intelijen dengan Nigeria dan mengirimkan agen-agen pelayanan keamanan di sana untuk menangani Boko Haram. (Voaindonesia/Kompasdakwah/)


No comments

Powered by Blogger.